Mengapa Kopi Bikin Melek?

Sumber: Pixabay

Kalau ngantuk, minumlah kopi. Wejangan yang mungkin masih kita dengar sampai sekarang. Kopi dipercaya sebagai kiat tercepat hilangkan kantuk. Ia juga mendongkrak semangat dan konsentrasi. Mengapa kopi bisa bikin melek dan berenergi?

Jawaban singkatnya: karena kafein. Kafein adalah senyawa yang dapat mempengaruhi reseptor kantuk di dalam otak dan membuat rasa lelah menghilang. Ia juga dapat memicu hormon mirip adrenaline.

Kafein memang sangat identik dengan kopi. Kopi adalah kafein, kafein ya kopi. Itu kata sebagian orang. Seolah menggambarkan kalau unsur tersebut khusus dikandung kopi.

Kenyataannya, kafein juga terdapat pada minuman lain. Seperti cokelat, teh, minuman bersoda, dan minuman berenergi. Meski, bicara kadar, kopi termasuk tinggi.

Penelitian menyebut setidaknya terdapat 102-200 miligram kafein dalam segelas kopi (takaran 240 mililiter). Pada secangkir espreso, dosisnya bisa lebih tinggi, sekitar 240-720 miligram. Bandingkan dengan minuman energi bertakaran sama, kandungan kafeinnya rata-rata 50–160 miligram.

Lalu bagaimana cara kerja kafein bikin kita terjaga?

Membajak Reseptor Kantuk

Kafein, setelah dikonsumsi, mampu terserap cepat dalam sistem pencernaan lalu masuk ke aliran darah. Dari sana ia mengembara ke organ hati dan terurai menjadi senyawa yang dapat mempengaruhi fungsi organ tubuh lain. Salah satunya otak.

Kafein membajak reseptor adenosine. Adenosine adalah neurotransmiter, senyawa kimiawi dalam tubuh yang bertugas menyampaikan pesan antara satu sel saraf ke sel saraf tujuan, yang membuat otak merasa rileks dan tubuh merasa lelah.

Normalnya adenosine berbiak sejak Anda bangun tidur dan terus membanyak seiring waktu (biasanya seharian). Saat tiba waktunya, mereka menempel ke reseptor-reseptor khusus di otak dan memicu rasa lelah dan kantuk.

Nah, kafein menghalangi proses itu. Karena strukturnya mirip adenosin, senyawa kafein dapat menempel pada reseptor-reseptor adenosin di otak, tanpa mengaktifkan fungsinya. Karena banyak adenosine tidak menempel pada reseptor, bisa ditebak efeknya: rasa kantuk melemah.

Kafein juga disebut dapat mempengaruhi neurotransmiter lain yakni dopamin dan norepinephrine. Dopamin adalah senyawa kimiawi di otak yang meningkatkan suasana hati, bikin perasaan lebih senang dan bahagia. Sementara norepinephrine merupakan hormon yang dapat meningkatkan tekanan darah, berfungsi mirip adrenalin.

Kombinasi efek-efek itulah penyebab tubuh terjaga, semangat, dan fokus setelah terpapar kafein. Jangan heran, kafein sering dianggap sebagai psychoactive drug atau obat psikoaktif. Produk lain masuk golongan drugs ini adalah kokain dan ganja yang ilegal penggunaanya.

Secara umum, efek kafein setelah masuk tubuh terbilang cepat. Hanya butuh 20 menit usai menghirup secangkir kopi agar kafein mencapai aliran darah. Dalam sejam efek maksimalnya sudah bisa terasa, salah satunya bikin mata melek.

Dosis Kopi yang Dianjurkan

Kafein tidak hanya meningkatkan mood. Menurut sejumlah penelitian kesehatan, ia juga dapat menyehatkan pencernaan, menstimulasi fungsi otak, mengurangi risiko sakit jantung dan kanker, mengurangi depresi, bahkan mencegah penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Namun, di balik segala manfaat kesehatannya, ia juga dapat memicu efek samping terutama bila dikonsumsi berlebihan. Beberapa efek samping dilaporkan akibat kebanyakan kafein adalah kegelisahan, kelelahan, jantung berdebar, sakit kepala, dan sulit tidur. Efeknya dapat bervariasi pada masing masing orang, tergantung kondisinya.

Kafein berlebihan juga dapat mempengaruhi kondisi kehamilan. Karenanya wanita hamil diimbau menjaga kadar asupan kafein dengan tepat. Kafein juga dapat memicu efek samping ketika dikonsumsi dengan obat-obatan antidepresan.

Kalau begitu, berapa dosis kopi tepat yang aman diminum setiap hari?

Menurut Departemen Pertanian AS (USDA) dan Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA), kadar kafein paling aman dikonsumsi ada di kisaran 400 miligram kafein per-24 jam. Itu artinya, sekitar dua sampai empat gelas kopi sehari. Takaran ini dianjurkan untuk orang tanpa gangguan kesehatan dan tidak sedang hamil.

Kesimpulan

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan singkat. Kopi bisa bikin melek dan bersemangat karena kandungan kafein di dalamnya. Melihat manfaat kafein, kopi sejatinya minuman menyehatkan.

Namun itu bukan tanpa catatan. Ia sebaiknya diminum dengan dosis aman dan dianjurkan. Hindari mengonsumsinya terlalu banyak. Toh, seperti hal lain, segala sesuatu memang sebaiknya jangan berlebihan. Dampaknya bisa merugikan.

Sumber: healthline.com/Foto: pixabay

Leave a comment